3 Kisah Tentang Rapid Cycling

This article is available in English at https://ibpf.org/articles/3-stories-of-rapid-cycling/.

Rapid cycling adalah sebuah siklus yang terdiri dari empat atau lebih episode mania, hipomania, atau depresi dalam periode 12 bulan. Rapid cycling dialami oleh 10-20% dari orang-orang dengan gangguan bipolar dan lebih umum dialami oleh wanita (baca artikel ini untuk informasi lebih lanjut mengenai rapid cycling).

Gangguan bipolar sangat bervariasi bagi tiap orang. Begitu pula dengan rapid cycling. Harus ada 4 episode dalam setahun agar seseorang dapat dikatakan secara klinis mengalami rapid cycling. Akan tetapi, sebagian orang dapat mengalami beberapa perubahan perasaan dalam satu hari (untuk deskripsi visual tentang hal ini, cek grafik dalam artikel ini). Rapid cycling juga dapat bervariasi dalam konsistensinya: beberapa orang punya pola yang sama tiap tahun, sedangkan lainnya memiliki pola yang nampak acak. Dalam artikel ini kita akan memahami rapid cycling melalui 3 perspektif berbeda:

Melanie yang sering mengalami beberapa siklus dalam satu hari.

Lauren yang mengalami rapid cycling berbeda-beda dalam satu tahun.

Lyndsay yang konsisten mengalami sekitar 4 perubahan perasaan (mood) dalam satu tahun.

Seperti apa rasanya mengalami rapid cycling?

Melanie: Bagi saya, rapid cycling adalah ketika saya mengalami beberapa “naik” dan “turun” dalam satu hari. Siklus saya sangat cepat dan saya mengalami beberapa perubahan perasaan dalam satu hari. Ini hal yang sangat sulit untuk dihadapi, tambah lagi melelahkan bagi seseorang yang bekerja penuh waktu di kantor. Perubahannya tidak terjadi tiap menit, tapi rasanya seolah-olah begitu! Siklus ini mempengaruhi tingkat energi saya dan cara saya berinteraksi atau ingin berinteraksi dengan orang lain.

Rapid cycling terasa seperti pikiran Anda sedang bermain-main dengan Anda. Menit sekian Anda merasa sedih, menit berikutnya semangat berlebihan, lalu kembali jadi sedih, ingin menangis dan bersembunyi. Hal ini sangat membingungkan. Mengerikan bagaimana cepatnya perasaan berubah lagi, lagi, dan lagi. Anda akan merasa perasaan Anda berganti begitu cepat dan tidak tahu kapan Anda akan merasa “normal” lagi. Ini adalah salah satu hal yang paling membuat frustasi dalam mengalami gangguan bipolar.

Kalau boleh jujur, saya harus menjadi aktris yang sangat bagus dan sangat ahli dalam menahan perasaan saya ketika bekerja. Sebagai hasilnya, di akhir hari kerja atau pada akhir pekan, perasaan saya dapat bertambah buruk. Saya menjadi frustasi dengan betapa labilnya emosi saya, dan saya merasa payah karena meledak marah, merasa resah, dan bersikap tidak sopan ketika saya dalam fase hipomania. Saya juga merasa payah ketika berpikir saya “tidak berguna” dan tidak termotivasi ketika dalam fase depresi, contohnya tidak dapat memasak, bersih-bersih, mencuci piring, merapikan rumah, dan sebagainya.

Yang juga membingungkan dan membuat frustasi dari rapid cycling adalah Anda bisa merasa resah tanpa peduli fase apa yang sedang Anda alami. Setidaknya itu yang terjadi pada saya.

Lauren: Rapid cycling terasa seperti roller coaster besar—yang tak punya ujung pemberhentian, punya naik-turun dengan durasi dan ketinggian/kedalaman tak jelas, terus berjalan tanpa henti. Depresi ketika mengetahui Anda akan jatuh, kebahagiaan ketika Anda sedang menanjak naik, dan keresahan ketika menyadari Anda akan mulai jatuh kembali kapanpun.

Lyndsay: Rasanya menyakitkan (secara mental dan fisik), penuh stres, menakutkan, dan dramatis. Kebanyakan orang berpikir bahwa mania itu menyenangkan, tapi tidak juga. Dalam episode mania, saya banyak menghamburkan uang, tidak dapat merasakan emosi apapun, mendorong orang-orang pergi dari sekitar saya, bertindak impulsif (spontan), dan bersikap jahat. Lalu saya menjadi depresi, dan perubahan ini berlangsung cepat. Biasanya episode-episode ini (baik mania maupun depresi) bercampur-campur selama beberapa minggu, kemudian berubah menjadi depresi berat. Ketika itulah saya menghadapi imbas dari mania. Ketika itu uang saya telah habis dan saya jatuh dalam lubang hutang. Hubungan saya dengan orang lain rusak. Kesehatan fisik saya buruk. Bayangkan rasanya mengalami perubahan dari mania ke depresi (dan kembali ke mania) empat kali atau lebih dalam satu tahun. Melelahkan. Dan juga menyakitkan. Menyakitkan bagi otak saya dan menyakitkan bagi tubuh saya. Saya rasa hal yang terburuk adalah mengetahui bahwa hal ini pasti akan terjadi. Tak peduli betapa kerasnya saya berusaha untuk mencegahnya, siklus ini selalu terjadi; dan saya tak pernah tahu seberapa parah sebelum mengalaminya.

Seberapa sering Anda mengalami siklus ini? Apakah Anda lebih sering mengalami mania atau depresi? Apakah ada perubahan seiring berjalannya waktu?

Melanie: Tergantung harinya. Saya menyadari bahwa pada hari kerja biasa, siklus saya dimulai dengan fase hipomania. Saya akan baik-baik saja selama beberapa jam, kemudian saya merasakan gelombang kesedihan setelah makan siang, lalu mengalami kesulitan berkonsentrasi selama sisa hari itu. Ketika saya pulang kerja, saya bisa menjadi sedikit heboh, dan perasaan saya akan berubah lagi. Kadang-kadang saya jadi begitu bersemangat di penghujung hari hingga saya kesulitan untuk tidur.

Saya pertama kali menyadari rapid cycling beberapa bulan setelah diagnosis saya. Awalnya fase “utama” saya adalah hipomania. Setelah beberapa tahun, depresi menjadi fase yang dominan. Saya tidak yakin apakah ini berhubungan dengan kondisi dan kejadian dalam hidup saya atau perubahan seiring berjalannya waktu ini merupakan sesuatu yang “normal”. Tetapi, saya menyadari bahwa ketika saya dalam kondisi stres, fase dominan saya berubah menjadi “hipomania” karena dalam fase itu kita akan merasa “tak terkalahkan”.

Rapid cycling yang saya alami terdiri dari beberapa siklus dalam satu hari. Satu hari akan berakhir dengan mood yang dominan pada hari itu. Dalam kondisi stres, saya sangat bersemangat dan sulit tidur, mengalami insomnia dan tentu saja, ini adalah siklus yang berbahaya!

Saya rasa rapid cycling yang terjadi pada saya akan berubah terus, tergantung pada apa yang terjadi dalam hidup saya.

Lauren: Saya mengalami rapid cycling yang berbeda-beda—ketika musim panas lebih sering turun dan lebih lama, ketika musim dingin lebih sering naik dan lebih hebat. Siklus saya dapat berubah tiap minggu atau tiap bulan. Kadang-kadang saya merasa dapat menghadapinya dengan baik dan obat saya berfungsi, tapi di lain waktu segalanya tidak bisa ditebak dan saya merasa kewalahan. Saya telah mengalami beberapa episode depresi berat yang membuat saya merasa semakin frustasi. Karena hal ini, saya biasanya harus mengubah obat saya beberapa kali dalam satu tahun. Para dokter yang saya temui berkata bahwa ini mungkin “normal” yang baru bagi saya.

Saya didiagnosa dengan bipolar tipe 1 lebih dari 13 tahun lalu, ketika saya 18 tahun, tapi baru beberapa tahun kemudian saya mendapat diagnosa rapid cycling. Waktu kecil saya sudah diduga memiliki bipolar, tapi waktu itu mereka berpikir tidak mungkin bipolar dan menyebut kondisi saya sebagai ADHD. Jadi sejujurnya saya tidak ingat periode “normal” dalam hidup saya. Saya ingat mengalami banyak kesulitan dalam masa pertumbuhan dan tidak bisa mengontrol emosi, juga tidak begitu mengetahui sebenarnya emosi apa yang waktu itu saya rasakan. Saya melihat kembali masa-masa itu dan sebenarnya kenangan itu seperti kabur hingga saya didiagnosa secara tepat dan mulai mendapat pengobatan yang benar.

Lyndsay:  Rapid cycling yang saya alami biasanya empat kali setahun dengan episode-episode kecil di antaranya. Episode-episode saya dalam setahun bisa dijelaskan seperti ini: Setiap musim semi (Maret/April), siklus saya masuk ke fase mania. Saya dan dokter-dokter saya berasumsi bahwa penyebabnya adalah perubahan waktu, tambah lagi musim semi “lebih menyenangkan” daripada musim dingin. Saya mengalami fase mania ini selama sekitar empat bulan hingga depresi datang pada bulan Agustus. Saya penasaran apakah ini berhubungan dengan mulainya sekolah, ketika hidup berubah dari menyenangkan dan mengasyikkan menjadi sibuk dan terstruktur. Saya menjadi stabil pada bulan Oktober dan tetap seperti itu hingga Januari ketika saya jatuh depresi. Mania datang lagi Maret/April. Seperti jarum jam yang berputar.

Seiring dengan bertambahnya usia, saya merasa mengalami lebih banyak episode mania daripada depresi. Saya tinggal di California Selatan, jadi banyaknya sinar matahari SANGAT membantu dalam menghadapi depresi (lampu sun lamp saya juga). Ketika dulu saya tinggal di Ohio, musim dingin biasanya menjadi waktu untuk depresi berat.

Sepertinya semua orang dengan gangguan bipolar mengalaminya, tapi ternyata tidak. Saudara laki-lakiku misalnya, dia punya gangguan bipolar dan siklusnya biasanya satu atau dua kali setahun (antara hipomania dan depresi). Yang penting untuk diingat adalah ada beberapa tipe gangguan bipolar. Saudaraku biasanya depresi hampir setiap saat; tapi dia akan punya beberapa episode hipomania di saat-saat tidak tentu (durasinya tidak panjang). Dia juga belum pernah mengalami mania hebat.

Ada tips untuk menghadapi rapid cycling?

Melanie: Saya berusaha sebisa mungkin menghindari pemicu-pemicu seperti orang-orang negatif, terlalu banyak gula, situasi yang mengundang resah, dan terlalu banyak stres. Dan tidak menonton berita sebelum tidur!

Menghindari stres tidak mudah, apalagi situasi darurat keluarga dan selalu ada “yang tak terduga”. Anda harus mencari tahu apa yang membuat Anda tenang. Saya sangat merekomendasikan meditasi atau hipnosis (hipnoterapi—tidak seperti yang Anda bayangkan—bukan seperti yang ditampilkan di TV!). Saya telah belajar banyak teknik untuk menenangkan diri, meski efeknya bertahan lebih singkat daripada hipnosis. Ada satu teknik yang saya anjurkan ke orang-orang, menghitung ke belakang dari angka 25, dan membayangkan diri Anda menulis tiap angka di atas papan tulis, satu persatu, dan menghapus tiap angka sebelum menulis angka selanjutnya. Latihan visualisasi membantu. Dan jangan lupa pernapasan. Teknik lain yang bagus adalah menghitung ke belakang dari 25 dan membayangkan diri Anda berjalan turun dari tangga, satu langkah demi satu. Setiap Anda menulis satu angka atau turun satu langkah, tarik napas dalam-dalam!

Pernapasan adalah hal penting. Rasanya sangat menakutkan ketika jantung Anda berdetak kencang dan Anda merasa mual akibat cemas. Saya rasa jika Anda tetap tenang, mungkin perasaan Anda tidak akan berubah terlalu sering, atau Anda bisa membuat perubahan itu sedikit lebih mudah dilalui. Saya juga merekomendasikan untuk melakukan hobi atau hal yang mengalihkan pikiran. Mengalihkan pikiran sangat penting. Baru-baru ini saya membeli “buku mewarnai” untuk dewasa. Saya menikmati mewarnai buku itu dan merasa rileks. Menulis jurnal atau blog juga bagus—menuliskan perasaan membuat saya merasa seperti membersihkan diri dari berbagai pikiran.

Lauren: Beberapa orang menyimpan catatan, tapi susah jika punya banyak siklus, jadi saya meminta bantuan keluarga dan teman-teman. Suami saya juga punya bipolar dan bisa membantu saya menyadari perubahan-perubahan berbeda sehingga kami bisa mengahadapi mereka. Saya juga berusaha untuk tidak kecewa terhadap diri saya sendiri ketika saya mengalami depresi. Saya punya memo-memo kecil di sekitar tempat tidur sehingga ketika bangun saya bisa mengingatkan diri saya bahwa depresi ini tidak permanen. Kadang perubahan dalam siklus terjadi begitu cepat, saya bangun dengan perasaan berbeda 180 derajat dari hari sebelumnya. Jujur saja, ada hari-hari ketika saya kesulitan berfungsi sebagai manusia, tapi entah bagaimana caranya saya selalu baik-baik saja.

Lyndsay: Kunjungi dokter setiap bulan, apapun yang terjadi. Dulu saya berpikir bahwa saya hanya perlu bertemu ahli terapi dan psikater jika saya depresi atau butuh obat. Ternyata saya salah. Bertemu rutin dengan ahli terapi berarti dia bisa melihat siklus saya sebelum saya. Ini terjadi beberapa kali. Penting untuk punya seseorang yang netral (pokoknya orang lain) untuk memberitahu Anda ketika ada perubahan. Kita tidak selalu menyadarinya hingga sudah terlambat. Tambahkan pertemuan rutin dengan dokter, dan Anda bisa mengetahui adanya episode sebelum terjadi. Ini biasanya membuat kita bertemu ahli terapi atau mengubah obat lebih sering. Kedengarannya mengerikan bagi beberapa orang, tapi ini akan membantu untuk melalui episode/siklus dengan dampak minimal (terhadap diri Anda dan orang-orang terkasih).

Buat jurnal perasaan/mood. Saya tidak menyadari bahwa episode saya punya “jadwal” sampai saya mulai menulis jurnal. Saya jadi tahu kapan saya akan memasuki mania atau depresi, dan ini membantu saya bersiap-siap lebih awal. Ini telah membawa perubahan besar bagi saya. Dalam menghadapi rapid cycling, jangan menutup diri dari orang lain. Dulu saya melakukannya dan malah membuat segalanya lebih buruk. Saya belajar bagaimana menerima orang lain, butuh waktu itu (bertahun-tahun). Lebih mudah menghadapi episode dengan orang yang stabil di sekitar Anda. Contohnya, ketika episode mania, pacar saya memonitor pengeluaran saya dan menyita kartu kredit saya (tidak secara paksa; kami sudah sepakat sebelum episode terjadi). Ketika saya depresi, dia akan bersikap tenang dan pengertian, dan tahu kapan memberikan saya es krim ketika saya butuh. Orang yang berusaha sebaik mungkin memahami kita akan sangat membantu, tapi hanya jika kita membiarkan mereka masuk sepenuhnya dalam hidup kita.

Apa yang Anda harap orang lain tahu tentang rapid cycling?

Melanie: Saya harap orang tahu betapa melelahkannya hal ini. Rasanya benar-benar seperti berperang melawan diri sendiri. Anda bertarung dengan pikiran Anda. Anda ingin menemukan kondisi netral, tapi sangat sulit ketika mood terus berubah, berubah, dan berubah. Sangat sulit mencari hal yang membuat senang dan menemukan ketenangan ketika pikiran Anda selalu berubah.

Rapid cycling membuat frustasi, bisa jadi mengerikan dan membingungkan bagi orang yang mengalami dan orang-orang sekitar. Cara terbaik untuk membantu seseorang dengan rapid cycling adalah ada untuknya! Dengan menawarkan pelukan, bersikap sabar, belajar tentang rapid cycling, dan mendengarkan keluh kesah. Siapapun yang ingin membantu saya harus mau (1) belajar dan (2) mendengarkan.

Lauren: Saya harap ada cara lebih baik untuk memahami rapid cycling, tidak hanya untuk orang lain tapi juga untuk saya. Kadang saya depresi/gusar, lalu tiba-tiba senang, tapi sedih lagi. Orang yang tidak paham akan menyerah dan menjadi frustasi karena tidak bisa mengerti atau menebak kondisi saya. Tidak ada penanda waktu untuk tiap siklus. Kalau mereka saja frustasi, bagaimana dengan saya?

Lyndsay: Saya harap orang-orang tahu bahwa rapid cycling adalah bagian dari gangguan bipolar, dan saya tidak butuh dikasihani. Kata-kata saya terdengar keras, saya tidak bermaksud begitu. Saya tidak ingin orang harus berhati-hati di sekitar saya, tidak peduli episode apa yang saya alami. Saya tidak “gila” dan saya akan baik-baik saja; ini hanya bagian dari hidup saya. Jika saya punya atasan, saya harap ia bisa memahami bahwa saya akan sering mengalami siklus, dan saya butuh waktu rehat atau penyesuaian tertentu. Saya rasa sekarang saya kerja sendiri karena belum bertemu dengan atasan seperti itu. Saya telah terbiasa dengan pikiran bahwa “orang lain” tidak memahami gangguan bipolar dan apa yang saya alami; saya tidak berharap mereka paham. Dulu saya sangat kecewa terhadap ketidakacuhan orang-orang, tapi kita harus memaklumi bahwa mereka tidak mengalami apa yang kita alami, jadi bagaimana mereka bisa paham? Dan itu tidak masalah. Selama mereka berusaha mengerti, itu sudah cukup bagi saya.

Translate »